Selasa, 11 Juni 2013

Membuat LAMPU SENJA sederhana ala Yamaha Mio

Mungkin teman-teman disitu pernah memperhatikan lampu senja milik motor Yamaha Mio yang dalam. Disana lampu senja menyala pada box lampu sein, tapi saat lampu sein dinyalakan maka akan berfungsi sebagai lampu sein juga. Dan secara otomatis lampu senja yang sebelumnya menyala, akan mati. Sehingga tidak membingungkan pengguna jalan lain dari arah berlawanan.

Nah, berikut salah satu cara membuat lampu senja-sein ala Mio tersebut. Tapi sebelum itu, ada sedikit pertanyaan. Kenapa membuat? Sebenarnya Mio menggunakan modulator untuk menjalankan sistem kerja tersebut, sehingga bisa saja kita membeli modulator tersebut. Tapi tampaknya modulator punya Mio atau modulator sejenis yang dijual di pasar harganya selangit.

Yang pertama dibutuhkan adalah mengganti lampu sein depan dengan model lampu double, atau gampangnya pakai lampu stop / lampu belakang. Disana satu buah bohlam memiliki 2 lampu yang berfungsi sebagai lampu kota dan lampu rem/stop. Disitu memiliki daya 5 watt dan 21 watt.

Kenapa pakai lampu tersebut? Karena yang akan digunakan untuk lampu senja adalah yang lampu 5 watt. Agar lampu senja kita tidak lebih terang dari lampu sein. Sehingga pengendara lain bisa membedakan mana lampu senja kita, mana lampu sein kita saat dinyalakan. Dan tentu karena kita pakai lampu berdaya 21 watt, sein kita akan jauh lebih terang dari lampu sein sebelumnya.

Kedua, kita memerlukan relay dengan jumlah kaki sebanyak 8 buah. Dan kita memerlukan 2 buah relay tersebut. Jika mau beli yang harus diingat, relay tersebut mampu berjalan dengan tegangan motor kita, yaitu 12 volt.

Untuk relay, mau memakai merek apa pun tidak masalah. Bentuk apa pun juga tidak menjadi masalah. Tapi saran saya gunakan merek OMRON, karena merek tersebut relay nya transparan. Sehingga kita bisa melihat sistem kerja relay tersebut. Juga kalau bisa berbentuk mungil, semangin mungil akan semakin mudah menset posisi elay tersebut di motor kita.

Itu tadi yang diperlukan, yang tidak biasa pada kendaraan kita. Kebutuhan yang lain sesuai dengan yang ada pada motor kita.

Untuk membuatnya, silahkan cermati dan contoh diagram kelistrikan dibawah :

NB :
1. Pastikan yang dimaksud AKI/Battery itu melewati kontak dahulu. Agar saat kontak mati, maka sein tidak  dapat digunakan.
2. Switch adalah holder.
3. R1 : Relay untuk sein kiri.
4. R2 : Relay untuk sein kanan
5. LF : Sein kiri depan
    LR : sein kiri belakang
    RF : Sein kana depan
    RR : sein kanan belakang.
6. Sumber lampu senja diatas menggunakan spul/kumparan pengisian dari alternator. Sehingga ketia putaran mesin makin tinggi maka akan semakin terang. Jika teman2 mau merubahnya ke battery agar lampu senja nyalanya stabil juga boleh.
7. Warna kabel boleh sesuai selera teman2,tapi saran saya tetap bedakan antara kabel 1 dengan lainnya. agar mempermudah ketika akan memperbaiki.


Semoga membantu sedikit info dari saya. Ada pertanyaan, silahkan langsung email ke saya...
Terima kasih...

Oleh : Damian Risandra


Minggu, 09 Mei 2010

Merubah sistem pengapian CDI Merzy ke sistem CDI AC

Beberapa orang lebih suka menggunakan sistem CDI AC, tapi terkendala pada beberapa perangkat sistem yang tidak tersedia. Untuk Merzy dibawah tahun '83, terkendala mereka menggunakan platina. Sedang pabrikan diatas tahun '84, mereka menggunakan CDI DC. Lalu bagaimana untuk menjadi AC?

Saya akan coba merubah sistem pengapian CDI DC ke CDI AC, terkhusus pada jenis Cobra (tahun '84 keatas.)

Yang perlu dipersiapkan adalah CDI AC milik Supra-X atau Honda Grand, dan spul pengapian milik Force-1. Dan tentu saja angker spul bawaan Binter Merzy. Dan perubahan extreme akan dilakukan pada angker tersebut.

Pertama, dari 12 karen yang ada harus dipotong 3 buah. Sehingga akan tersisa 9 karen khusus untuk pengisian saja. Pada space hasil potongan 3 karen tadi diukir sesuai dengan posisi dudukan spul milik Force-1 tadi. Dibuat sedemikian rupa sehingga kaki-kaki spul tertanam di angker.

Ada 2 kutub pada spul Force-1 tadi. Satu untuk menuju CDI, dan satu lagi sebagai masa (negatif). Alangkah ringkasnya bila masa spul pengapian dan spul pengisian dijadikan satu dan dibaut pada baut angker. Sehingga tidak terlalu banyak kabel yang keluar.

Kabel yang keluar dari spul Force-1 tadi akan langsung mendapat CDI AC. Ckup hanya 2 kabel yang keluar dari tutup magnet. Satu menuju CDI dan satu lagi sebagai pengisian menuju kiprok.

Dan jangan lupa, lilitan pada 3 karen tadi harus dibagi rata pada 9 karen yang tersisa. Sehingga jumlah lilitan total tetap sama, dan tidak mengurangi jumlah arus pengisian.

Sebagai pengatur arus ke CDI, tetap menggunakan pulser. Alangkah baiknya bila pulser menggunakan milik Grand atau milik Shogun. Sehingga jarak tempuhnya sama.

Semoga membantu....

Oleh : Damian Risandra